Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang berkembang diluar rahim, biasanya didalam tuba falopi. Situasi ini membahayakan nyawa karena dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi jika kehamilan berkembang.
Perawatannya harus dilakukan dengan cara operasi atau melalui obat-obatan. Namun, aborsi medis tidak dapat mengobati kehamilan diluar rahim!
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi terjadinya kehamilan ektopik, yaitu dengan cara:
- Menggunakan USG (ultrasonography). Melalui usg dokter dapat mendeteksi kehamilan ektopik karena tuba falopi terdetek mengalami kerusakan dan terjadinya perdarahan atau terdeteksi di luar uterus terdapat embrio
- Melalui pengukuran terhadap kadar HCG (human chrionic gonadotopin - hormon kehamilan). Ibu hamil yang mengalami ektopik biasanya kadar hcg nya tidak mengalami peningkatan
- Dilakukannya pembedahan dengan sayatan kecil di bagian bawah perut (laparoskopi)
Kehamilan ektopik besar kemungkinan terjadi pada kondisi:
- Kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan kongenital
- Ibu pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah sekitar tuba falopi
- Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)
- Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik)
- Ibu pernah mengalami Diethylstiboestrol (DES) selama masa kehamilan
- Nyeri, gejala dari kehamilan ektopik yang paling sering dirasakan adalah nyeri hebat pada bagian bawah perut dan sekitar panggul. Nyeri yang sangat itu lama-lama menyebar ke seluruh bagian perut. Nyeri akan semakin dirasakan bila si wanita bergerak.
- Gejala dari kehamilan ektopik selanjutnya adalah pendarahan pada vagina di luar menstruasi. Pendarahan ini bisa banyak seperti pada menstruasi, bisa pula hanya berupa bercak.
- Gejala dari kehamilan ektopik berikutnya adalah terjadinya gangguan pada saluran pencernaan yang disertai penglihatan berkunang-kunang dan kepala pusing.
- Pada tahap lanjut gejala dari kehamilan ektopik ini akan mengakibatkan denyut nadi yang cepat, kulit pucat, dan hipotensi (tekanan darah rendah). Si penderita pun akhirnya bisa pingsan.